“Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,dan jangalah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”
(QS. Ali Imran : 103)
Kalua diartikan secara Bahasa Allah
SWT dalam firmannya menggunakan Bahasa tali, yang dalam kehidupan sehari-hari
kita memahami tali adalah sesuatu uang berfungsi untuk mengikat, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tali diartikan sebagai baeang yang
berutas-berutas panjang dibuat dari bermacam-macam bahan (sabut kelapa, ijuk,
plastic, dsb) ada yang dipintal ada yang tidak dan berguna untuk mengikat sesuatu.
Artinya tali berfungsi mengikat dalam hal mengacu pada surat Ali Imran ayat 103
yang diikat adalah iman dalam hati dan persaudaraan berdasarkan tauhid, bukan
berdasarkan keturunan kedekatan dan kepentingan – kepentingan sesaat. Allah
mengikat keimanan dalam hati manusia agar mabnusia tidak bercerai berai dan
dari sebuah permusuhan, dan di satukan dalam semangat persaudaraan berdasarkan
keimanan.
Dalam
ayat tersebut kenapa Allah memerintahkan Kaum Muslimin untuk berpegang kepada
tali atau mengikatkan diri pada agama-Nya. Mungkin ditengah tengah derasnya
arus informasi yang sangat memungkinkan seorang yang beriman bisa menjadi
seorang yang tidak beriman atau meninggalkan perintah Allah bahkan jatuh pada
kemaksiatan karena suatu hal. Bahkan dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda :
“Bersegeralah beramal
sebelum datangnya fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang
laki laki diwaktu pagi mukmin dan diwaktu sore telah kafir, dan diwaktu sore
beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.”
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Jika ada Pertanyaan sebaiknya diutarakan